Jadi Pilot Project Pengendalian Perubahan Iklim, Lapas Lamongan Bagun Proklim

2023_08_21 Kakanwil Kemenkumham menyerahkan piala pemenang lomba Burung Berkicau yang bertajuk “Kalapas Cup”
Kakanwil Kemenkumham Jatim Imam Jauhari, menyerahkan piala pemenang lomba Burung Berkicau yang bertajuk “Kalapas Cup” (Foto: Dokumentasi Humas Kemenkumham Jatim, Minggu, 20 Agustus 2023)

maiwanews – Jajaran Kanwil Kemenkumham Jatim merespon cepat isu lingkungan terkait polusi udara dan perubahan iklim yang sudah sangat memprihatinkan. Kanwil Kemenkumham Jatim, menjadikan Lapas Lamongan yang dipimpin Mahrus sebagai pilot project pengendalian perubahan iklim.

Lapas Lamongan akan membangun Program Kampung Iklim (Proklim) yang merupakan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim serta penurunan emisi gas rumah kaca.

Pemilihan pilot project pengendalian perubahan iklim dilakukan oleh Kakanwil Kemenkumham Jatim Imam Jauhari, Minggu (20/08/2023). Untuk itu, Imam mengajak seluruh stakeholder khususnya masyarakat Lamongan untuk mendukung program baik ini.

“Program ini sejalan dengan program percepatan prioritas aktual presiden Jokowi, diantaranya memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan berkualitas dan berkeadilan serta membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim,” ucap Imam.

Imam berharap ke depan, kegiatan-kegiatan lain dapat mendukung keberlanjutan upaya adaptasi dan mitigasi iklim. Tentunya dengan adanya keterlibatan pihak eksternal dan pengembangan serta kebermanfaatan sosial, ekonomi, lingkungan, dan pengurangan risiko bencana iklim.

“Kegiatan yang positif ini dapat menjadikan Lapas Lamongan sebagai Pilot Project dalam menciptakan Program Kampung Iklim di seluruh Lapas dan Rutan di seluruh Indonesia nantinya,” urai Imam.

Sementara itu, Kalapas Lamongan, Mahrus mengatakan bahwa program ini akan memperkuat kemitraan berbagai pemangku kepentingan dalam menghadapi perubahan iklim. Serta memfasilitasi penyebarluasan dan pertukaran informasi mengenai upaya baik (good practice) adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Karena Proklim merupakan instrumen untuk mendorong aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di tingkat tapak, yang difokuskan pada penguatan kegiatan lokal.

“Kami akan menggandeng stakeholder terkait, di Kabupaten Lamongan, seperti Dinas Lingkungan Hidup, UMKM, Pariwisata, BKSDA agar program ini senantiasa berkesinambungan,” jelasnya.

Salah satu program yang sudah dirancang adalah integrasi kegiatan pengelolaan lingkungan yang dilakukan bersama warga binaan pemasyarakatan. Ia menjelaskan, seluruh program dikerjakan dengan memperhatikan faktor resiko iklim dan dampak perubahan iklim yang mungkin terjadi.

Pembina Lingkungan Tingkat Nasional Bambang Irianto memberikan apresiasi diberikan. Pria penerima penghargaan Kalpataru 2018 itu sangat optimis dengan progres positif yang ditunjukkan Lapas Lamongan.

Pria asal Malang ini menuturkan, saya datang kesini untuk ketiga kalinya, saya melihat dari waktu ke waktu indikator – indikator perubahan iklim, adaptasi dan mitigasi, setapak demi setapak telah dilengkapi oleh Lapas Lamongan.

Menurutnya, baru Lapas Lamongan yang menerapkan program lapas proklim. Dia pun berjanji akan menyebarluaskan ke kalangan pembina lingkungan. Dan berharap langkah ini diikuti oleh lapas lain di Wilayah Provinsi Jawa Timur maupun Lapas di seluruh Indonesia.

Bambang mengingatkan bahwa ini bukan tahap akhir dalam proses untuk menjadikan Lapas Lamongan dalam merealisasikan Program Kampung Iklim.

“Namun merupakan embrio untuk Lapas Lamongan mewujudkan secara nyata indikator–indikator untuk menjadi promotor Lembaga Pemasyarakatan yang siap menghadapi perubahan iklim yang terjadi,” pungkasnya.

Lapas Lamongan dalam rangkain Kegiatan Hari Ulang Tahun Kemenkumham Ke-78 Tahun 2023, berkolaborasi dengan Sahabat Kicau Indonesia (SKI) yang merupakan wadah penyaluran minat dan bakat kicau mania, mengadakan kegiatan positif dengan bidang Pameran dan Lomba Burung Berkicau yang bertajuk “Kalapas Cup” untuk mendukung kelestarian habitat burung. Selain itu, lomba yang diikuti lebih dari 600 peserta itu diharapkan menghidupkan kembali gairah pariwisata, dan perekonomian masyarakat/ UMKM khususnya di Kabupaten Lamongan.(*)