Bio Farma Bangun Pabrik Vaksin senilai Rp. 1,3 trilyun

Jakarta – PT. Bio Farma, salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), telah melakukan perluasan pabrik yang memproduksi vaksin. Pabrik perluasan yang menelan biaya Rp. 1.3 trilyun ini nantinya direncanakan beroperasi pertengahan tahun ini.

Perluasan pabrik tersebut dimaksudkan untuk mengejar kapasitas produksi vaksin, baik untuk keperluan dalam negeri maupun untuk kepentingan ekspor.

Saat ini, Bio Farma mampu memproduksi vaksin 1,2 milyar dosis per tahun, 20 juta dosis per tahun di antaranya adalah vaksin influensa. Untuk kebutuhan dalam negeri saja, kapasitas ini belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan vaksin terutama pada saat pandemi. Seluruh produksi tersebut, 60 % di antaranya diperuntukkan untuk ekspor.

Nilai ekspor vaksin juga terus mengalami kenaikan, dari tahun 2008 senilai Rp. 476,2 milyar menjadi Rp. 737,3 milyar pada tahu 2009 atau naik lebih dari 54 %. Sasaran ekspor vaksin saat ini mencakup 110 negara.

Diharapkan setelah pabrik baru mulai beroperasi, tahun ini nilai ekspor vaksin makin meningkat. Jenis vaksin yang diekspor adala vaksin polio, vaksin tetanus toksoid, dan difteri tetanus pertusis.

Sebuah harapan besar di tengah kegamangan beberapa jenis industri dalam negeri menghadapi gempuran produk China terlebih setelah ACFTA diberlakukan januari tahun ini.