maiwanews – Polemik atas keputusan pembelian pesawat tempur jenis F-16 bekas yang direkondisi atau upgrade kembali mengemuka pasca terbakarnya salah satu pesawat F-16 C/D 52ID saat akan tinggal landas di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur pada Kamis (16/4/2015).
Keputusan membeli jet tempur yang disebut-sebut hibah dari Amerika itu kembali dipertanyakan, apalagi status hibah juga tidak sepenuhnya benar karena pemerintah Indonesia harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit sebagai biaya rekondisi atau peremajaan dari jenis F-16 C/D Block 25 menjadi F-16 C/D 52/ID.
Pemerintah beralasan, dengan anggaran yang tersedia, TNI AU bisa memiliki pesawat tempur lebih banyak yakni 24 buah dibanding jika membeli jet tempur generasi F-16 Block 52 dalam kondisi baru namun yang diperoleh hanya 6 atau 10 buah.
Selain soal jumlah pesawat yang bisa diperoleh dengan anggaran yang ada, TNI AU mempertimbangkan kecanggihan avionik, kemampuan tempur, dan jenis persenjataannya F-16 C/D 52ID yang diklaim memiliki kemampuan dan kecanggihan hampir setara dengan F-16 Block 52.
Belum lagi seluruh mesin F100-PW-220/E yang ada di pesawat F-16 C/D 52ID telah menjalani upgrade di pabrik Pratt & Whitney di Old Kelly AFB, sehingga memiliki umur komponen dua kali lebih lama dari mesin standar serta kemampuan daya angkut persenjataan yang meningkat.
Dengan kemampuan mesin hasil upgrade itu, F-16 C/D Block 50/52 memiliki daya dorong lebih besar dan mampu mengangkut senjata lebih berat dan bisa dipasang Conformal Fuel Tank di punggung serta kemampuan menggotong drop tank 600 gallon agar bisa terbang lebih jauh.
Kol. Pnb. Agung “Sharky” Sasongkojati dalam artikelnya yang dikutip situs TNI AU dari www.angkasa.co.id menyebutkan, untuk fungsi pertempuran udara, dengan rudal jarak pendek AIM-9 Sidewinder P-4/L/M dan IRIS-T (NATO) serta rudal jarak sedang AIM-120 AMRAAM-C, F-16 C/D 52ID yang dimiliki TNI AU tidak kalah dengan F-16 Block 50/52.
Menurut Agung, dalam duel jarak dekat, F-16 C/D 52ID TNI AU bahkan dipastikan mampu mengungguli Block 50/52 soal kelincahan. Apalagi untuk serangan permukaan darat dan perairan, F-16 C/D 52ID mampu mengangkut kanon 20mm, bomb standar MK 81/82/83/84, Laser Guided Bomb, rudal AGM-65 Maverick, AGM-84 Harpoon antikapal, AGM-88 HARM antiradar, dan ACMI Pod.
Selain itu, F-16 C/D 52/ID juga mampu menggunakan navigation dan targeting pod untuk operasi malam hari serta misi Suppression Of Enemy Air Defence (SEAD), yaitu menghancurkan pertahanan udara musuh. Improved data modem memungkinkan penerbang melakukan komunikasi tanpa suara hanya menggunakan komunikasi data dengan pesawat lain dan radar darat, radar laut atau radar terbang.
Upgrade F-16 C/D 52ID kata Agung memang dilakukan untuk mengejar kemampuan setara dengan Block 50/ 52, seperti memasang Mission Computer MMC-7000A versi M-5 yang dipakai Block 52+ dan bahkan F-22, dilengkapi komputer sistem kemudi (FLCS) digital, sepasang Multifunction Displays Berwarna block-52, HUD lebar block-52 dengan kemampuan night vision, digital terrain system & Digital Moving Map block 52, color cockpit camera block-52, throttle grip & side stick controller Block-52, countermeasures management switch to control ALE-47, voice message unit untuk collision avoidance system, dan ground avoidance advisory function Block-52.
Sementara radar AN/APG-68 (V) juga di-upgrade software untuk meningkat kemampuannya sesuai mission computer 7000A. F-16 C/D 52ID TNI AU menjalani program The Common Configuration Implementation Program (CCIP) seperti yang dilakukan pada F-16 CD Blok 40/42 AU AS agar meningkat menjadi standar Blok-50/52.
Namun tentu sangat menyedihkan, seluruh kecanggihan dan kemampuan itu akan sia-sia jika jet tempur rekondisi seharga 750 juta dolar AS itu harus keok di landasan ketika akan takeoff, bukan di medan perang sesungguhnya. (Ir. Andi. Yulham)
Solid, Pj Gubernur Sulsel, Wali Kota Makassar dan Bupati Maros Tinjau Lahan Stadion di Makassar
Kemenkumham Jatim Gandeng KemenPAN-RB Berikan Pendampingan Pembangunan ZI
Dekranasda Sulsel Akan Gelar Preloved For Charity
Plh Sekda Andi Arsjad Launching Aplikasi 'Siap Tertib' Layanan Pengaduan Masyarakat Milik Satpol-PP Sulsel