1.200 Bencana Terjadi Sejak 1 Januari Hingga 7 Mei

maiwanews – Sebanyak 1.200 bencana terjadi dalam rentang waktu 1 Januari hingga 7 Mei pukul 10.00 WIB. Didominasi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor dan puting beliung. Menurut catatan BNPB per hari Jum’at 8 Mei, 172 orang meninggal dunia.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengidentifikasi dari 99% kejadian merupakan bencana hidrometeorologi. Banjir merupakan bencana paling dominan dengan jumlah kejadian 457 kali, kemudian puting beliung sebanyak 359 kejadian, bencana tanah longsor tercatat 275 kali, dan gelombang pasang atau abrasi 2.

Kategori bencana hidrometeorologi lain dengan jumlah kejadian cukup tinggi yaitu kebakaran hutan dan lahan (karhutla), mencapai 119 kali. Total 1.221 kejadian bencana. Di samping bencana tersebut, juga terjadi bencana lain seperti letusan gunung api 3 kali dan gempa bumi 5. Jumlah kejadian bencana ini di luar bencana nonalam, yaitu pandemi Corona Virus Disesase 2019 (COVID-19). 

Akibat dari bencana, korban luka 235 orang, kerusakan rumah 17.105 unit, kerusakan infrastruktur lain seperti fasilitas pendidikan 327 unit, peribadatan 394, kesehatan 32, perkantoran 58, dan jembatan 172 unit.

Korban jiwa akibat bencana banjir mencapai 120 orang, tanah longsor 46, dan puting beliung 5. Banjir juga menyebabkan 1.951.412 warga mengungsi.

Memasuki bulan Mei terjadi musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia. Bencana banjir dan longsor masih terjadi. Laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) puncak musim kemarau pada Agustus 2020.

Diperkirakan selama musim kemarau hujan normal, namun waspada potensi karhutla dan kekeringan. Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin mengatakan beberapa daerah di Pulau Sumatera seperti Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan rawan Karhutla. Diperkirakan curah hujan menengah sampai rendah pada bulan Juni hingga September 2020.

Di Pulau Kalimantan, daerah rawan Karhutla meliputi wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Curah hujan di wilayah tersebut menengah hingga rendah pada bulan Agustus dan September 2020. (BNPB)