maiwanews – Hasil survey Badan Pusat Statistik menunjukkan 10,1 persen pelaku Usaha Menengah Kecil tutup akibat dampak COVID-19, 84 persen lainnya mengalami penurunan pendapatan.
Kepala BPS (Badan Pusat Statistik) Suhariyanto dalam konferensi pers secara daring Selasa 15 September mengatakan pendapatan 82 persen Usaha Menengah Besar (UMB) menurun, 5 persen berhenti beroperasi.
Survey BPS itu dilakukan terhadap 34.558 pelaku usaha pada tanggal 10 sampai 26 Juli 2020. 25.256 responden diantaranya adalah UMK (Usaha Menengah Kecil), 6.821 UMB, dan 2.482 adalah usaha bidang pertanian.
59,8 persen UMK tetap beroperasi dengan normal di tengah pandemi COVID-19 (Corona Virus Disease 2019), sedangkan UMB terdata 49,4 persen. Sekitar 24 persen sampai 28 persen UMK maupun UMB tersebut mengurangi kapasitas kerjanya.
Penurunan pendapatan paling banyak dialami diantaranya oleh jenis usaha makanan-minuman, transportasi dan pergudangan, konstruksi dan industri pengolahan.
Kebanyakan dari pelaku usaha baik UMK maupun UMB melakukan adaptasi dengan menggunakan media online sebagai sarana pemasaran. Selain melalui media online, pengusaha menambah produk dan lokasi usaha, serta mengurangi jam kerja.
58 persen pengusaha mampu bertahan lebih dari tiga bulan meskipun tidak ada bantuan. 42 persen sisanya mampu bertahan maksimal tiga bulan jika tidak ada bantuan. Adapun bantuan usaha harapan pelaku usaha sebagian besar adalah usaha modal, keringanan tagihan listrik, serta penundaan pembayaran pinjaman dan pajak. (VOA/m/em)
Presiden Resmikan Bendungan Temef di NTT
BNPB: Dua Meninggal Dunia dan Empat Luka Akibat Gempa Cianjur
Firman Hamid Pagarra Terima Perwakilan Komunitas Vespa Lingu Makassar
Andi Arwin Azis Apresiasi Program Hasanuddin Peduli Anak Sekolah di Makassar
Pjs Wali Kota Makassar Hadiri Malam Pengantar Tugas Irjen Pol. Andi Rian
Silaturahmi Pjs Wali Kota dan Pjs Ketua TP PKK Kota Makassar, Dorong Akselerasi Program Kerja