
maiwanews – Amerika Serikat berencana meluncurkan satelit dengan fungsi mendeteksi kedaraan berkecepatan hipersonik. Badan Pengembangan Luar Angkasa (Space Development Agency/SDA) mengklaim satelit itu dapat melakukan manuver selama penerbangan.
Direktur SDA Derek Tournear hari Rabu (12/01/2022) pada acara Mitchell Institute for Aerospace Studies Schriever Spacepower Forum mengatakan satelit di orbit rendah bumi (Low Earth Orbit/LEO) akan membentuk lapisan pelacakan, ini akan dapat mendeteksi ancaman hipersonik.
Satelit di LEO dapat mendeteksi tanda panas redup lebih baik daripada satelit di orbit lebih tinggi. Lapisan transport satelit kemudian memindahkan data dari satelit pelacak ke penembak kata Tournear.
Satelit pelacak tersebut akan berkomunikasi langsung dengan satelit pengangkut melalui tautan silang optik laser dengan kemampuan memindahkan data dalam jumlah besar dalam waktu singkat.
Pada September 2024, rencananya 144 satelit mulai diluncurkan, hal ini akan menghasilkan kemampuan perang awal dan membentuk jaringan. Pada 2024 atau 2025, 28 satelit lapisan pelacakan akan diluncurkan, sehingga cakupannya lebih luas.
Terkait kekhawatiran tentang penuh sesaknya ruang oleh satelit, Tournear mengatakan ruang itu besar, dan semakin tinggi orbitnya di bumi, semakin banyak ruang tersedia.
Saat ini ada banyak kemacetan satelit di daerah 400 hingga 600 kilometer di atas bumi, kata Tournear. SDA ingin menempatkan satelitnya dalam jangkauan 1000 hingga 1200 kilometer.
Tujuan menempatkan sejumlah besar satelit kecil di luar angkasa, adalah untuk menciptakan redundansi jika musuh mencoba mengeluarkannya senjata anti-satelit, akan lebih sulit menonaktifkan jaringan. (DOD/hiu)
AS Tanggapi Serangan Penyebab Kematian Kontraktor AS di Suriah
Iran Raih Pencapaian Bidang Teknologi Kedokteran Nuklir
AS Terapkan Sanksi Terhadap 10 Entitas Angkatan Laut Rusia
Anies Baswedan Berkunjung ke Solo dan Bertemu dengan Gibran
'Ojol Day' Makassar, Parkiran di Sejumlah Kantor Sepi Kendaraan