Jelang Pemilu 2024, Marak Hoaks Menggunakan Kecerdasan Buatan

20220106-stop-hoax-maiwanews-z
Banner kampanye stop hoaks.

maiwanews – Jelang pemilihan umum 2024, banyak beredar berita hoaks dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan. Video dan audio menggunakan wajah atau suara figur politik hasil manipulasi diunggah di media sosial seperti Tiktok atau disebar melalu aplikasi perpesan instan seperti Whatsapp.

Penyebaran disinformasi dan misinformasi menggunakan teknologi AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan menjadi salah satu perhatian pengecek fakta, masyarakat anti fitnah Indonesia atau Mafindo.

Santi Indra Astuti, Aktivis Literasi Digital, Mafindo, mengungkapkan, pihaknya telah mengamati perbedaan-perbedaan operasi hoaks pada 2014, 2019, hingga 2023, termasuk 2024.

“2014 hoaks masih dipakai untuk saling mendiskreditkan antar paslon”, ujar Santi kepada VOA hari Minggu, 4 Februari 2024 EST. Sejak tahun 2019, mulai muncul hoaks dengan tujuan mendiskreditkan lembaga penyelenggara pemilu.

Pada tahun 2024 ini, eskalasi operasi hoaks meningkat, menyebaran berita palsu mulai mendiskreditkan proses demokrasi. Baru-baru ini laman turn back hoax menginformasikan adanya hoaks berisi rekaman percakapan palsu bernada negatif antara capres (calon presiden) Ganjar Pranowo dan ketua PDIP Megawati Sukarno Putri.

Ada juga manipulasi video atas capres lainnya, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto. Sebuah video palsu memperlihatkan masing-masing berpidato dalam bahasa Arab.

“Hoaks itu kan bukan hanya dalam bentuk mendiskreditkan ya, juga banyak hoaks mengglorifikasi,” papar Santi. (z/BBG Direct USAGM/VOA)