maiwanews – Meski terdapat kelemahan, Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, M Jusuf Kalla atau JK lebih setuju pemilihan umum (pemilu) tetap menggunakan sistem proporsional terbuka dibanding tertutup.
“Sudah benar itu sistem (pemilu) yang terbuka, memang yang harus dihindari (diperbaiki) itu soal negatifnya,” kata JK dalam keterangannya di Jakarta, Senin (9/1/2023).
Menurut JK, meski terdapat kelemahan, sistem proporsional terbuka sebaiknya tetap harus dipertahankan. Soal kelemahan sebut JK, itu yang harus dihindari atau diperbaiki.
JK menyebut, dirinyalah yang pertama kali mengusulkan mengganti sistem tertutup ke sistem proporsional terbuka. Alasannya ujar JK, agar masyarakat mengetahui siapa yang dipilih.
Alasan kedua lanjut JK, calon akan berkampanye sendiri. Kalau dalam sistem tertutup ungkap dia, calon cenderung tidak berkampanye, tapi partai yang berkampanye.
Masalah lain dari sistem tertutup sambung JK adalah penentuan nomor urut calon dimana semua bakal calon akan berebut nomor urut teratas. “Dan yang paling sulit adalah menentukan nomor-nomor ((urut),” kata JK.
Sebelumnya, PDI Perjuangan merupakan satu-satunya partai dari 9 partai yang lolos Senayan yang mengusulkan kembali ke sistem proporsional tertutup. Delapan partai lainnya menolak.
Sistem tertutup adalah sistem dimana calon yang dinyatakan lolos sebagai anggota DPR ditentukan berdasarkan nomor urut. Dalam sistem ini, pemilih akan menusuk tanda gambar partai.
Sedangkan sistem terbuka, calon yang jadi ditentukan berdasarkan suara terbanyak dalam satu partai. Saat pemilihan, masyarakat juga boleh memilih gambar atau nama calon selain tanda gambar partai.
Meski Tolak Sistem Tertutup, JK Kritik Politik Uang di Proporsional Terbuka
Sulawesi Selatan Raih Peringkat Pertama Nasional IPK 2021
Jokowi Minta KPU Pastikan Pelaksanaan Pemilu 2024 Miliki Koridor Hukum
Kecelakan Lebaran 2022 Turun 11% dan Korban Meninggal Turun 40%
Zelensky Minta Jaminan Keamanan untuk Ukraina