Pasien Jamkesmas Terpaksa Ditolak RSUD

Erni (pasien usus buntu), ditemani Lestari (ibunya) saat terbaring di rumah sakit (fo : heri setiawan)

Maiwanews.com, Tuban- Seorang pasien miskin penderita usus buntu di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, gagal mendapatkan pengobatan di RSUD Dokter Koesma Tuban.Ini terjadi karena pihak rumah sakit menolak kedatangannya, meskipun ia sudah memegang kartu Jamkesmas.Atas kejadian ini, pihak rumah sakit mengaku terpaksa menolak si pasien, karena dokter spesialis bedah sedang berada di luar daerah.

Penolakan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit umum daerah tersebut, dialami, Mei Erni Ismawati (19), warga Desa Sawir, Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban.

Awalnya Erni adalah pasien RS Muhammadiyah Tuban, namun karena penyakit usus buntu atau appendix vermiformis yang dideritanya kian parah, sementara biaya pengobatan di rumah sakit swasta itu juga mahal,  iapun lantas dirujuk ke RSUD Dokter Koesma Tuban, dengan harapan mendapat  penanganan yang lebih baik serta pengobatan yang lebih murah.

Namun naas, baru sampai di depan ruang informasi rumah sak milik pemerintah itu, ia justru  ditolak dan dilarang masuk oleh salah satu petugas rumah sakit setempat.

Menurut  Lestari, ibu pasien, pihak RSUD beralasan bahwa di RSUD sedang tidak ada dokter bedah, karena dokter bedah sedang berada di Balikpapan, Kalimantan Tengah, untuk menghadiri kongres. “Katanya sih menghadiri kongres, dari pada menunggu lama, akhirnya cari rumah sakit lain,’’ kataLestari kepada sejumlah wartawan, di RS Medika Mulia, Kamis (21/03).

Saat itu juga keluarga langsung berinisiatif membawa pasien putri pasangan Tumiran dan Lestari tersebut ke RS Medika Mulia, dengan harapan segera mendapatkan penanganan operasi, karena korban sudah merasakan sakit yang sangat parah.

Harapan keluarga pasien untuk berobat dengan menggunakan kartu jamkesmas, dengan tujuan untuk mengirit biaya pun sirna, karena pasien Jamkesmas ini harus menelan pil pahit, menyusul harus berobat kembali di rumah sakit yang pada akhirnya harus membayar penuh biaya rumah sakit, yang biayanya sangat mahal tersebut.Saat ini pasien di rawat di ruang bugenvil 8 RS Medika Mulia, Tuban, sambil menunggu operasi usus buntu.

Menanggapai hal ini,  Direktur Utama RSUD Dokter R  Koesma, Tuban, Zainul Arifin, membenarkan jika pihaknya menyarankan agar keluarga pasien membawa pasien ke rumah sakit lain, karena dua dokter bedahnya sedang tidak berada di tempat.”Kami sebenarnya tidak menolak, tapi karena tak ada dokter ahlinya, gimana lagi,’’ dalihnya.

Pada saat pasien datang, Zainul beralasan jika dua dokter bedahnya berada di Balikpapan, Kalimantan Tengah, karena sedang mengikuti kongres sejak Senin hingga Jumat. (heri setiawan)