Amnesti Internasional Desak India Stop Penggunaan Kekuatan Berlebihan

maiwanews – Amnesti Internasional mendesak pihak berwenang India untuk segera mengakhiri penggunaan kekuatan berlebihan dalam menanggapi protes skala besar di negara itu. Respon aparat terhadap demonstran telah mengakibatkan kematian setidaknya dua orang, termasuk seorang anak, dan banyak lainnya menderita luka-luka sejak Jumat lalu.

Organisasi tersebut juga menyerukan pembebasan segera dan tanpa syarat terhadap korban penangkapan secara sewenang-wenang. Massa dikatakan semata-mata menggelar unjuk rasa secara damai menggunakan hak mereka atas kebebasan berekspresi dan berkumpul secara damai. Demikian bunyi pernyataan Amnesti Internasional India Selasa (14/06/2022).

Dalam beberapa hari terakhir, ribuan orang turun ke jalan di negara bagian Uttar Pradesh, Jharkhand, Benggala Barat, Maharashtra, Karnataka, Gujarat, Jammu & Kashmir, dan Telangana. Mereka menyerukan penangkapan terhadap Nupur Sharma dan Naveen Kumar Jindal.

Keduanya merupakan mantan juru bicara Bharatiya Janata Party (BJP), partai politik yang berkuasa di India. Aksi protes menuntut penangkapan keduanya karena pernyataan mereka dinilai menghina Nabi Muhammad dalam debat berita TV prime-time.

Aakar Patel, ketua Dewan Amnesty International India, menyatakan, pemerintah India secara selektif dan kejam menindak Muslim karena berani berbicara dan secara damai mengungkapkan perbedaan pendapat mereka terhadap diskriminasi.

Menurut Patel, menindak pengunjuk rasa dengan penggunaan kekuatan berlebihan, penahanan sewenang-wenang, dan pembongkaran rumah milik Muslim karena dituding sebagai konspirator utama, merupakan pelanggaran total terhadap komitmen India di bawah hukum dan standar hak asasi manusia internasional.

“Tanggapan negara terhadap protes saat ini tidak hanya menyedihkan tetapi juga menandai eskalasi terbaru dalam penindasan perbedaan pendapat”, jelas Patel. (z)