maiwanews – Kloning hewan peliharaan marak di Amerika Serikat. Ini dilakukan pada umumnya agar bisa merasakan kembali bersama hewan kesayangan mereka.
Kelly Anderson contohnya, pelatih hewan ini memutuskan mengkloning kucingnya karena ikatan emosionalnya sangat kuat.
“Kucing asli saya bernama Chai, dia hewan peliharaan dan belahan jiwa saya”, ungkap Kelly Anderson dalam tayangan video VOA, diakses melalui Direct USAGM hari Sabtu, 24 Februari 2024 waktu Indonesia.
Ia mengaku tidak pernah memiliki hubungan dengan hewan seperti hubungannya dengan Chai baik sebelum maupun sesudahnya.
“saya sedang berjuang mengatasi depresi saat dia ada, tak terhitung berapa kali dia menyelamatkan hidup saya”, ungkap Kelly Anderson. Kelly merasa sangat berat saat kucing kesayangannya mati.
Karena masih ingin merasakan bersama kucingnya, Kelly pergi ke Viagen Pets, sebuah perusahaan kloning kucing, anjing, dan kuda, berbasis di Amerika Serikat.
Petugas di perusahaan kloning tersebut memaparkan garis besar proses kloning hewan di tempatnya. “Setelah menerima sampel hewan, kami akan melakukan kultur sel”, ungkap Codi Lamb, petugas di perusahaan ViaGen Pets & Equine.
Codi Lamb menambahkan, perusahaan menggunakan sebagian sel untuk membuat embrio kloning. Embrio kemudian dipindahkan ke ibu surogasi. Dari situ kemudian dilanjutkan dengan proses kehamlan normal.
Butuh waktu 4 tahun untuk mengkloning kucing milik Kelly. Belle, nama kucing hasil kloning, memiliki corak dan kepribadian berbeda dengan Chai. “Ssasya benar-benar mencintainya seperti kucing kesayangan saya”, ujar Kelly. Ia mengakui hubungannya beda dengan Chai.
Menurut Codi Lamb, dia mendapat respon bahwa temperamen dan kepribadiannya mirip, tapi tetap menjadi individu berbeda.
Biaya kloning kucing Kelly mencapai 25 ribu dolar AS atau kurang lebih 390 juta rupiah, biaya ini dibayarkan enam tahun lalu. Untuk membiayai proses kloning ini, Kelly mengaku mengambil pinjaman karena tidak memiliki cukup uang sebanyak itu.
You will find more infographics at StatistaIsu kloning hewan baik penelitian maupun komersil masih menjadi kontroversi di Amerika Serikat. Sebuah lembaga survei 2018 lalu, Statista, menujukkan bahwa lebih dari 50 persen responden di Amerika Serikat menilai kloning hewan salah secara moral. 40 persen menganggapnya bisa diterima. (z/BBG Direct USAGM/VOA/Statista)
Shou Zi Chew Paparkan Keamanan TikTok di Depan Kongres AS
Iran-Belarus Teken Peta Jalan Kerja Sama Komprehensif
Andi Sudirman Resmikan Penggunaan Masjid Al-Ayyubi
Andi Sudirman Raih Penghargaan SAR Awards dari Basarnas
Pascal Wehrlein dan Porsche Rayakan Kemenangan di Formula E Seri 2
Kanwil Kemenkumham Jatim Gelar Rapat Pengharmonisasian Lima Produk Hukum
Lantamal VI Makassar gelar Lomba Mewarnai Alutsista, Dalam Rangka Hardikal Ke-78 Tahun 2024
Menjelang HJKS Ke-73, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Festival
Pj Gubernur Bahtiar Pastikan Ketersediaan Bahan Pangan Warga Korban Bencana