Operasi Alfa Bravo Moskona 2025 Mencari Iptu Tomi Terkendala Medan Berat Papua Barat

20250428-tim-operasi-alfa-bravo-moskona-2025-pub28apr2025
Tim Operasi Alfa Bravo Moskona 2025, hadapi medan berat dalam misi pencarian dan penyelamatan terhadap Iptu Tomi Samuel Marbun, di Papua Barat. Dipublikasikan Senin, 28 April 2025. (Foto: Mabes Polri/Humas Polri)

maiwanews – Operasi Alfa Bravo Moskona 2025 dalam upaya mencari Iptu Tomi Samuel Marbun, menghadapi kendala beratnya medan di Papua Barat.

Operasi ini menghadapi berbagai hambatan, seperti arus sungai berubah-ubah, curah hujan tinggi, hingga ancaman hewan buas seperti buaya dan kasuari. Meski demikian, koordinasi antara Basarnas dan Polri terus dijaga agar operasi berjalan sesuai prosedur aman dan efisien.

Demikian keterangan Div Humas Polri (Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian Negara Republik Indonesia) hari Senin, 28 April 2025.

Operasi Alfa Bravo Moskona 2025 menghadirkan kolaborasi erat antara Polri dan berbagai stakeholder, termasuk TNI (Tentara Nasional Indonesia) dan Basarnas (Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan), demi menyelesaikan misi kemanusiaan di tengah tantangan medan ekstrem Papua Barat.

Kepala Kantor SAR Manokwari, Yefri Sabaruddin, menegaskan pentingnya kolaborasi serta perencanaan matang untuk menghadapi risiko tinggi di kawasan tersebut. Persiapan Basarnas dimulai dengan menerima informasi rinci dari Polda Papua Barat mengenai kondisi lapangan, memungkinkan tim untuk menentukan metode, peralatan, dan taktik pencarian paling efektif.

“Berita lengkap dan akurat dari Polda membantu kami menyiapkan peralatan seperti drone untuk pengamatan zona kuning serta personel berkualifikasi khusus dalam high angle rescue dan water rescue,” ujar Yefri.

Dalam pelaksanaan operasi, Basarnas memusatkan sumber daya pada tiga zona utama: Merah, Kuning, dan Hijau.

Zona Merah, sebagai area paling berbahaya karena kerawanan aktivitas KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata), menjadi tanggung jawab utama SAR Polri (Search and Rescue Kepolisian Negara Republik Indonesia).

Namun, Basarnas tetap mengirimkan seorang personel berkompetensi tinggi di Zona Merah untuk mendampingi Kapolda, menjamin keselamatan dalam kondisi hutan lebat dan aliran sungai deras.

Di Zona Kuning, Basarnas mengerahkan personel dengan dukungan drone untuk melakukan pengamatan visual intensif.

“Zona Kuning banyak memiliki tantangan, mulai dari arus sungai kuat hingga perubahan cuaca mendadak. Drone kami gunakan untuk memastikan area tersapu menyeluruh setiap hari,” jelas Yefri.

Sementara itu, di Zona Hijau, Basarnas membagi sembilan personel ke dua sektor utama dengan dukungan penuh peralatan pencarian.

Yefri menyampaikan harapannya agar pencarian segera membuahkan hasil. “Kami berharap ada tanda-tanda keberadaan korban, seperti pakaian atau atribut, ini dapat membantu mempercepat proses pencarian,” ungkap Yefri.

Ia turut mengapresiasi langkah Polri karena melibatkan masyarakat lokal untuk memberikan informasi apabila menemukan petunjuk penting di lapangan. (z/Mabes Polri/Humas Polri)