Putin-Lukashenko Bahas Kerja Sama Strategis dalam Pertemuan di Volgograd

20250430-vladimir-putin-pub26sep2021
Foto ilustrasi: Presiden Rusia Vladimir Putin menghabiskan beberapa hari berlibur di Distrik Federal Siberia, dipublikasikan 26 September 2021. (Foto: Kremlin)

maiwanews – Presiden Federasi Rusia, Vladimir Putin, melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Belarus, Alexander Lukashenko, di Volgograd. Keduanya membahas sejumlah isu strategis, mulai dari kerja sama industri, penguatan simbol sejarah bersama, hingga agenda bersama dalam memperingati Hari Kemenangan.

Dalam sambutannya, Presiden Putin mengucapkan terima kasih atas kehadiran Presiden Lukashenko dalam peringatan Hari Kemenangan di Volgograd, kota dengan nilai sejarah tinggi sebagai bekas medan pertempuran Stalingrad.

Ia juga menyambut rencana partisipasi pasukan upacara Belarus pada perayaan utama di Moskow pada 9 Mei mendatang. Demikian disampaikan Kantor Kepresidenan Rusia di Moskow, hari Selasa, 29 April 2025.

“Seperti biasa, ini menjadi kesempatan untuk membicarakan isu-isu aktual, baik secara formal maupun informal. Nilai perdagangan kita telah melampaui 50 miliar dolar Amerika Serikat menurut data kami, bahkan lebih tinggi menurut statistik Belarus,” ujar Presiden Putin.

Ia menambahkan bahwa kerja sama industri, khususnya dalam bidang konstruksi pesawat dan pengembangan drone, menjadi fokus utama pembicaraan kali ini. Rusia siap membangun pabrik dan laboratorium bersama untuk kendaraan udara tak berawak bersama spesialis dari Belarus.

Presiden Putin menekankan pentingnya kerja sama ini tidak hanya untuk keamanan, tetapi juga untuk efisiensi ekonomi dan logistik. Ia juga menyebutkan upaya kedua negara dalam mempertahankan sektor penerbangan dan pengembangan pesawat kecil serta jarak menengah sebagai bagian dari kolaborasi jangka panjang.

Presiden Lukashenko, dalam tanggapannya, menyampaikan rasa hormat atas undangan dan kesempatan mengunjungi Volgograd. Ia mengungkapkan kekagumannya terhadap nilai historis kota tersebut dan menyebutnya sebagai tanah suci tempat rakyat Belarus, Rusia, dan bangsa-bangsa Uni Soviet mempertahankan tanah air hingga titik darah penghabisan.

Ia menyatakan bahwa pertemuan reguler antara dirinya dan Presiden Putin telah berkontribusi besar dalam memperkuat hubungan bilateral dan menyelesaikan persoalan strategis namun belum terselesaikan di tingkat pemerintahan. “Kami memiliki pandangan sama terkait proses perkembangan dan agenda internasional kami saling bersinggungan,” kata Presiden Lukashenko.

Presiden Belarus juga menyinggung simbolisme Hari Kemenangan, khususnya mengenai penggunaan pita St George dan gerakan Belarus Remembers, versi lokal dari Immortal Regiment. Menurut Presiden Lukashenko, simbol berbeda bukanlah masalah selama maknanya tetap mengarah pada penghormatan terhadap sejarah bersama dan pengorbanan para leluhur. Ia juga menegaskan tidak ada pemaksaan terhadap penggunaan simbol tertentu.

“Kita berbagi makna. Kita tahu nilai dari simbol-simbol tersebut, mencerminkan sejarah, masa kini, dan masa depan kita bersama,” ujar Presiden Lukashenko. Ia menyebut hubungan antara Rusia dan Belarus sebagai satu tanah air tidak terpisahkan secara historis, dan menekankan pentingnya memperkuat integrasi antarkedua negara melebihi model negara kesatuan.

Menanggapi pernyataan tersebut, Presiden Putin menyatakan kesepahaman. “Simbol bisa berbeda secara visual, tetapi hal penting adalah makna mendalam di baliknya,” ujarnya, menggarisbawahi nilai historis dan emosional simbol-simbol tersebut bagi kedua bangsa.

Pertemuan ini juga menjadi ajang koordinasi menjelang perayaan besar Hari Kemenangan pada 9 Mei. Kedua pemimpin menegaskan bahwa Belarus dan Rusia akan tetap merayakannya secara bersama sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah dan solidaritas kedua bangsa. (z/Kremlin)