Respon Eksekusi Jamshid Sharmahd, Jerman akan Tutup Tiga Konsulat Iran

20241101-jamshid-sharmahd-pub16nov2019
Jamshid Sharmahd di Perbukitan Glendora, CA. 16 November 2019. Foto: Gazelle Sharmahd)

maiwanews – Jerman akan menutup tiga konsulat Iran di negaranya sebagai tanggapan atas eksekusi terhadap Jamshid Sharmahd, warga negara Jerman keturunan Iran.

Penegasan ini disampaikan Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock di Jerman pada Kamis, 31 Oktober 2024 waktu setempat.

“Kami telah berulang kali dan dengan tegas mengatakan kepada Teheran bahwa eksekusi warga negara Jerman akan menimbulkan konsekuensi serius”, kata Menteri Baerbock.

Ketiga konsulat itu masing-masing berada di Frankfurt, Munich, dan Hamburg. Pengumuman ini disiarkan televisi setempat.

Eksekusi terhadap Jamshid Sharmahd diumumkan pada hari Senin, 28 Oktober 2024. Kebijakan Iran ini telah memicu protes diplomatik, dan Kanselir Olaf Scholz menyebutnya sebagai skandal. Penutupan ini akan berdampak pada total 32 staf konsuler, menurut Kementerian Luar Negeri Jerman.

“Fakta bahwa pembunuhan ini terjadi mengingat perkembangan terkini di Timur Tengah menunjukkan bahwa rezim (Iran -red) tidak bertindak sesuai dengan logika diplomatik secara normal”, kata Menteri Baerbock.

Kementerian Luar Negeri Iran menanggapi penutupan konsulat pada Kamis malam, dengan mengecam bahwa keputusan itu tidak rasional dan tidak dapat dibenarkan, dan mengatakan telah memanggil duta besar Jerman untuk Teheran untuk menyampaikan protes keras Iran.

Baerbock tidak menyebutkan kedutaan besar Iran di Berlin namun mengatakan Jerman akan terus mempertahankan saluran diplomatik dan kedutaan besar Jerman di Teheran. Hal ini antara lain diperlukan agar pemerintah terus mendesak pembebasan warga negara Jerman lainnya.

Sharmahd, 69, telah dijatuhi hukuman mati pada Februari 2023 atas tuduhan pelanggaran berat. Iran mengistilahkannya sebagai korupsi di Bumi, hukuman kemudian dikukuhkan oleh Mahkamah Agung Iran.

Dia divonis bersalah atas tuduhan berperan dalam pemboman masjid tahun 2008 di Kota Shiraz di selatan Iran, peristiwa ini menewaskan 14 orang dan melukai 300 orang.

Keluarganya telah lama menyatakan bahwa Sharmahd tidak bersalah dan Amnesty International mengatakan dia telah menjadi korban persidangan sandiwara.

Namun Iran membela eksekusinya dan menyatakan bahwa paspor Jerman tidak memberikan impunitas kepada siapa pun, apalagi penjahat teroris.

Sharmahd, seorang warga negara Jerman keturunan Iran dan penduduk AS, adalah seorang insinyur perangkat lunak, pernah bekerja dan menulis untuk situs web kelompok oposisi Iran berbasis di luar negeri. Kelompok ini mengkritik keras kepemimpinan republik Islam tersebut.

Dia ditangkap oleh pihak berwenang Iran pada tahun 2020 saat melakukan perjalanan melalui Uni Emirat Arab, menurut keluarganya. (z/Direct/USAGM/VOA/ab/lt)