Menlu AS Beri Penghargaan Perempuan Pemberani Internasional 2025

20250329-marco-rubio-pub15mar2025
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio di La Malbaie, Quebec, 14 Maret 2025. (Foto: Deplu AS/ Freddie Everett)

maiwanews – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat mengumumkan penerima Penghargaan Perempuan Pemberani Internasional Tahun 2025. Demikian keterangan juru bicara departemen dari Washington hari Jumat, 28 Mret 2025, waktu setempat.

Penghargaan tahunan IWOC (International Women of Courage/Perempuan Pemberani Internasional) dari Menlu AS (Menteri Luar Negeri Amerika Serikat) telah memasuki tahun ke-19. IWOC merupakan penghargaan atas keberanian, kekuatan, dan kepemimpinan perempuan dari seluruh dunia. Seringkali mereka menghadapi risiko dan melakukan pengorbanan besar.

Sejak tahun 2007, Deplu (Departemen Luar Negeri) AS telah mengakui lebih dari 200 perempuan dari lebih dari 90 negara dengan Penghargaan IWOC. Misi diplomatik AS di luar negeri menominasikan satu wanita pemberani dari negara tuan rumah masing-masing, dan finalis dipilih dan disetujui oleh pejabat senior departemen.

Pada hari Selasa, 1 April, pukul 1:00 siang EDT (Eastern Daylight Time), Menlu AS Marco Rubio dan Ibu Negara AS Melania Trump akan menjadi tuan rumah seremoni IWOC di Departemen Luar Negeri.

Setelah upacara IWOC, para penerima penghargaan akan berpartisipasi dalam Program Kepemimpinan Pengunjung Internasional (IVLP/International Visitor Leadership Program) dan program tambahan di Los Angeles.

Penerima penghargaan IWOC 2025 masing-masing adalah Henriette Da dari Burkina Faso, Amit Soussana dari Israel, Mayor Velena Iga dari Papua Nugini, Angelique Songco dari Filipina, Georgiana Pascu dari Rumania, Zabib Musa Loro Bakhit dari Sudan Selatan, Namini Wijedasa dari Sri Lanka, dan Amat Al-Salam Al-Hajj dari Yaman.

Selain penghargaan individu, juga diberikan Madeleine Albright Honorary Group Award “Women Student Protest Leaders of Bangladesh”. Sekelompok perempuan ini menjadi penggerak utama dalam gerakan protes mahasiswa terhadap penindasan dengan kekerasan di Bangladesh pada bulan Juli-Agustus 2024. (z/Deplu AS)