maiwanews – Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengumumkan kebijakan sanksi terhadap pemberi dukungan finansial, militer, dan pengadaan kepada Korea Utara.
Juru bicara Deplu AS (Departemen Luar Negeri Amerika Serikat), Matthew Miller, di Washington hari Senin, 16 Desember 2024, waktu setempat, menyampaikan, Amerika Serikat menetapkan ada sebelas individu dan delapan entitas terlibat memberi dukungan kepada Korut (Korea Utara) atau disebut juga dengan DPRK (Democratic People’s Republic of Korea/Republik Rakyat Demokratik Korea). Entitas dan inividu ini juga disebut memberi dukungan kepada Rusia.
Miller menjelaskan, pada tanggal 31 Oktober 2024, DPRK melakukan uji coba rudal balistik antarbenua (Intercontinental Ballistic Missile/ICBM), ini pertama kali sejak Desember 2023.
Selanjutnya, pada tanggal 5 November 2024, DPRK melanjutkan serangkaian provokasinya dengan menembakkan sedikitnya tujuh rudal balistik jarak pendek di lepas pantai timur semenanjung. Uji coba ini mencerminkan sikap militer global DPRK.
Beberapa uji coba tersebut dinilai menunjukkan sikap semakin bermusuhan dan meningkatkan ketegangan sambil mengganggu perdamaian dan keamanan di kawasan tersebut. DPRK juga dikatakan telah mengirim tentara ke Rusia, di mana mereka telah diintegrasikan dengan pasukan Rusia.
Lebih lanjut Miller menuturkan, DPRK telah menyediakan Rusia dengan peralatan militer, amunisi, peluncur rudal balistik, dan rudal balistik. DPRK terus memprioritaskan perolehan pendapatan untuk mendukung pengembangan program rudal balistik dan senjata pemusnah massal ilegalnya, dengan menggunakan pekerja asing, badan usaha milik negara, dan lembaga keuangan untuk mengakses sistem keuangan internasional.
AS SANKSI PEMBERI DUKUNGAN PENGADAAN UNTUK PROGRAM RUDAL BALISTIK DPRK
Beberapa saat sebelumnya, Deplu AS mengumumkan sanksi terhadap entitas dan individu atas tuduhan dukungan pengadaan untuk program rudal balistik DPRK. Pihak AS menuding program rudal tersebut ilegal.
Second Academy of Natural Sciences Foreign Affairs Bureau (SANS FAB) adalah entitas pengadaan, SANS FAB dinilai mendukung program penelitian dan desain pertahanan DPRK serta Departemen Industri Amunisi (Munitions Industry Department/MID).
Perwakilan SANS FAB, berkantor pusat di RRT (Republik Rakyat Tiongkok/China) dan Rusia, bekerja sama dengan perwakilan SANS FAB, berkantor pusat di Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK), telah terlibat dalam berbagai kegiatan pengadaan ekstensif untuk digunakan dalam, dan atas nama, program rudal balistik ilegal DPRK.
Selain itu, dua orang warga negara Korut berinisial RRN dan KYH, atas nama MID, terlibat dalam pengadaan terkait rudal, barang-barang berlaku untuk rudal balistik dimaksudkan untuk digunakan dalam program rudal balistik ilegal DPRK. (z/Deplu AS)

Dunia Akui Ketahanan Pangan Indonesia, Kata Prabowo
Prabowo Hadiri peringatan Hardiknas 2025 dan Peluncuran PHTC di SDN Cimahpar 5
Ukraina Tegaskan Pentingnya Dukungan Kawasan Eropa Tenggara
Ledakan Dahsyat di Pelabuhan Shahid Rajaei Iran Tewaskan 25 Orang
Khamenei Minta Militer Iran Tingkatkan Kemampuan